August 2020

Sistem rem sepeda motor dirancang untuk mengontrol kecepatan/laju (mengurangi/memperlambat kecepatan dan menghentikan laju) sepeda motor, dengan tujuan meningkatkan keselamatan dan untuk memperoleh pengendaraan yang aman. Prinsip kerja rem adalah dengan mengubah energi gerak/kinetik menjadi energi panas dalam bentuk gesekan. 
Pembagian tipe rem pada sepeda motor menurut konstruksinya : 
    1) Rem tromol ( drum brake), dan 
    2) Rem cakram ( disc brake).

1) Rem Tromol Mekanis ( Mechanical Drum Brakes) 
Pada rem tromol, kekuatan tenaga pengereman diperoleh dari sepatu rem yang diam menekan permukaan tromol yang berputar besama dengan roda. Rem tromol mempunyai keuntungan dibandingkan dengan tipe rem cakram, yaitu adanya self energizing effect yang memperkuat daya pengereman, hanya saja konstruksinya agak rumit dan tertutup sehingga radiasi panas ke udara luar dan water recovery kurang baik. 
Water recovery merupakan kemampuan bidang gesek (sepatu rem/pad) untuk mengembalikan koefisien gesek pada kondisi semula, pada saat sistem rem terkena air yang mengakibatkan koefisien gesek sepatu rem/ pad menjadi berkurang karena terlumasi oleh air. Pada saat sistem rem terkena air, tipe rem cakram memiliki kemampuan.

Water recovery yang lebih baik dibandingkan dengan sistem rem tromol, hal ini disebabkan karena air akan terlempar keluar dari permukaan cakram dan pad karena adanya gaya sentrifugal. Pada rem tromol tetap akan menyisakan air di antara sepatu rem dan tromol sehingga koefisien gesek rem menjadi rendah.
Konstruksi rem tromol umumnya terdiri dari komponen-komponen seperti: sepatu rem (brake shoe), tromol (drum), pegas pengembali (return springs), tuas penggerak (lever), dudukan rem tromol (backplate), dan cam/nok penggerak. Cara pengoperasian rem tromol pada umumnya secara mekanik yang terdiri dari; pedal rem (brake pedal) dan batang (rod) penggerak.


Komponen rem tromol:
1. Brake shoes
2. Return spring
3. Backing plate
4. Operating cam
5. Washer
6. Seal
7. Operating lever
8. Pinch bolt
Rem tromol terbuat dari besi tuang dan digabung dengan hub saat rem digunakan sehingga panas gesekan akan timbul dan gaya gesek dari brake lining dikurangi. Drum brake mempunyai sepatu rem (dengan lining) yang berputar berlawanan dengan putaran drum (wheel hub) untuk mengerem roda dengan gesekan. Pada sistem ini terjadi gesekangesekan sepatu rem dengan tromol yang akan memberikan hasil energi panas sehingga bisa menghentikan putaran tromol tersebut. Rem jenis tromol disebut “internal expansion lining brake”. Permukaan luar dari hub tersedia dengan sirip-sirip pendingin yang terbuat dari aluminium–alloy (paduan aluminium) yang memiliki daya penyalur panas yang sangat baik. Bagian dalam tromol akan tetap terjaga bebas dari air dan debu kerena tromol mempunyai alur untuk menahan air dan debu yang masuk dengan cara mengalirkannya lewat alur dan keluar dari lubang aliran. 
Berdasarkan cara pengoperasian sepatu rem, sistem rem tipe tromol pada sepeda motor diklasifikaskan menjadi dua, yaitu: 

a) Single Leading Shoe 
Type Tipe ini digunakan pada semua jenis sepeda motor kecil (di bawah 250 cc). Pada sistem rem tromol single leading shoe type, digunakan dua sepatu rem. Sepatu rem yang terbawa oleh putaran tromol dan cenderung melengket disebut sebagai leading shoe, sedangkan sepatu rem yang terdorong ke dalam oleh putaran tromol disebut trailing shoe. Leading shoe menghasilkan daya pengeremen yang lebih besar dibandingkan dengan trailing shoe sebagai akibat adanya self energizing effect yang diperoleh karena leading shoe terbawa oleh putaran tromol. Hal ini akan menyebabkan keausan pada leading shoe lebih besar dibanding keausan pada trailing shoe. 

Kondisi belum bekerja:
Ketika pedal rem belum di injak, tuas rem tidak bergerak memutar brake cam maka tidak ada gaya putar pada brake cam (bubungan rem) sehingga sepatu rem tidak bergerak (mengembang), tidak ada gesekan antara tromol dan kanvas rem (brake lining) sehinggat tidak terjadi pengereman.



Kondisi bekerja :
Ketika pedal rem di injak, tuas rem bergerak memutar brake cam maka ada gaya putar pada brake cam (bubungan rem) sehingga sepatu rem bergerak (mengembang), terdapat gesekan antara tromol dan kanvas rem (brake lining) sehinggat terjadi pengereman





Kelebihan Rem Tipe Single Leading Shoe: 
  1. Konstruksi sederhana 
  2. Jumlah komponan sedikit (Wheel Cylinder dan return spring: 1 buah.) 
Kekurangan Rem Tipe Single Leading Shoe: 
  1. Keausan kampas rem depan (leading) lebih banyak dari pada kampas rem belakang (trailing), karena adanya self energizing effect. 
  2. Kausan kampas rem masing-masing tidak simetris (Bagian atas lebih banyak dari pada bagian bawah)
  3. Pengereman kurang pakem. 

Perhitungan Rem Tromol Single Leading
Gaya rem = Gaya reaksi
f rem = N x µ
F = Gaya pada sepatu rem
N = gaya reaksi
f = Gaya gesek
µ = Nilai Gesek
Tromol putar maju 
Sepatu primer : 
∑ MA = 0 
F.a + f.c – N .b = 0 
F.a + N. µ.c – N.b =0 
F.a + N . ( µ.c – b ) = 0 





Sepatu sekunder : 
∑MB = 0 
- F.a + f.c + n.b = 0 
- F.a + N . µ . c + N . b 






b) Double Leading Shoe 
Type Tipe ini digunakan pada motor-motor besar (tipe lama) dan sekarang sudah jarang digunakan. Tipe ini juga menggunakan dua sepatu rem seperti pada single leading shoe type, akan tetapi pada double leading shoe type digunakan dua bubungan rem (brake cam), sehingga kedua sepatu rem menjadi leading dan menghasilkan daya pengereman yang besar karena kedua sepatu rem menghasilkan self energizing effect (gaya penguatan sendiri) yang memperkuat daya pengereman. 

Rem tromol tipe two leading shoe dapat menghasilkan gaya pengereman kira-kira satu setengah kali single leading shoe.Terutama digunakan sebagai rem depan, tetapi baru-baru ini digantikan oleh disk brake (rem cakram).






Kelebihan Rem Tipe Double Leading Shoe: 
  1. Keausan kampas rem depan dan belakang simetris. 
  2. Pengereman agak lebih pakem 
Kekurangan RemTipe Double Leading Shoe: 
  1. Keausan kampas rem bagian atas tidak sama dengan bagian bawah. 
  2. Komponen lebih banyak (Wheel cylinder 2 buah. dan compression spring 2 buah.)
Self Energizing Effect (gaya penguatan sendiri) 
Seperti yang telah dibahas, saat pengemudi menginjak rem, tekanan ditularkan dari master silinder ke silinder roda. Tekanan ini mendorong piston silinder ke luar. Hal ini, pada gilirannya, menjalar pada sepatu rem dan membawa kampas rem bergesekan dengan tromol. 
Pertama-tama, lapisan rem tidak hanya mendorong melawan tromol dan menahan seperti yang mereka lakukan ketika kendaraan diam. Gesekan antara tromol yang bergerak dan kampas rem akan mendorong sepatu rem ke arah rotasi seperti yang ditunjukkan. Fenomena ini akan mengakibatkan:
  1. Ketika pedal rem diinjak, maka silinder roda mendorong sepatu primer berputar searah putaran tromol seperti pada gambar. 
  2. Hal yang sama terjadi pada sepatu sekunder. Tapi dalam kasus ini, sepatu sekunder berhenti lebih cepat karena gaya rem sepatu sekunder melawan anchor pin.
  3. Ketika sepatu sekunder berhenti melawan anchor pin, maka sepatu tidak dapat memutar lebih jauh meskipun kekuatan dorong dari silinder roda masih berlaku. 
  4. Kekuatan dorong ini menciptakan kekuatan yang mendorong poros sepatu rem bergerak ke arah luar, menciptakan peningkatan tekanan yang lebih besar terhadap tromol. Hal ini disebut "self-energizing effect" atau gaya penguatan sendiri. Saat sepatu sekunder terdorong keluar, maka ujung kanvas rem akan menekan semakin kuat terhadap tromol, sehingga komponen rem tidak dapat bergerak lebih jauh. 
  5. Dalam proses ini, sepatu primer memiliki kekuatan lebih besar daripada sepatu primer. Kedua sepatu rem memberikan gaya dari silinder roda dan kedua sepatu berputar karena rotasi tromol. Tapi sepatu primer mendapat kekuatan tambahan dari gaya reaksi yang memiliki arah sama dengan arah putaran tromol. Dengan demikian, sepatu primer bekerja lebih banyak daripada sepatu sekunder. Sehingga kanvas sepatu primer lebih cepat aus daripada kanvas sepatu sekunder

        3. Faktor Yang Paling Berpengaruh Pada Proses Perakitan 
                1. Jenisbahan yang akandirakit 
                2. Kekuatan yang dibutuhkan 
                3. Pemilihanmetodepenyambungan 
                4. Pemilihanmetodepenguatan 
                5. Penggunaanalat bantu perakitan 
                6. Tolerasi 
                7. Bentuk/ tampilanproduk 
                8. Ergonomis 
                9. Finishing 

        4. ProsedurPerakitan 
            Prosedur perakitan kedalam beberapa kegiatan yaitu sebagai berikut : 
                a. Persiapan 
                b. Pelaksanaan 
                c. Penyelesaian

C. Sistem Perakitan dan Keseimbangan Lintasan 
    1. Sistem perakitan 
Ada beberapa macam jenis perakitan yang sering digunakan di dunia industri, hal ini tergantung pada pekerjaan yang akan dilakukan. Biasanya faktor bentuk dan jumlah produk yang akan dihasilkan sangat menentukan. Pada umumnya ada dua macam jenis perakitan yaitu :

Perakitan Manual 
Yaitu perakitan yang sebagian besar proses dikerjakan secara konvensional atau menggunakan tenaga manusia dengan peralatan yang sederhana tanpa alat-alat bantu yang spesifik atau khusus. 

Perakitan otomatis 
Yaitu perakitan yang dikerjakan dengan sistem otomatis seperti otomasi, elektronik, mekanik, gabungan mekanik dan elektronik (mekatronik), dan membutuhkan alat bantu yang lebih khusus. 

Sedangkan untuk jenis perakitan dapat dibedakan menurut jenis produk yang akan dilakukan     perakitan yaitu: 

Produk tunggal 
Jenis perakitan tunggal yaitu perakitan dengan produk hanya satu jenis saja 

Produk seri 
Jenis perakitan produk seri adalah bila perakitan dilakukan dalam jumlah massal dalam bentuk dan ukuran yang sama. Contohnya proses perakitan produk elektronik, perakitan mobil, perakitan motor dan lain-lain.

2. Terminology Keseimbangan 
    Lintasan Istilah - istilah dalam keeimbangan lintasan : 
    a. Elemen kerja : yaitu bagian dari keseluruhan pekerjaan dalam proses perakitan 
    b. Elemen kerja minimum : yaitu bagian terkecil dari suatu elemen kerja yang sudah tidak dapat
        terbagi lagi. 
    c. Total Waktu Pengerjaan : yaitu jumlah waktu yang dibutuhkan untuk mengerjakan semua elemen 
        sepanjang lintasan 
    d. Waktu proses stasiun kerja : yaitu jumlah waktu yang dibutuhkan untuk mengerjakan semua elemen 
        kerja yang berada distasiun kerja kerja tersebut 
    e. Waktu siklus: yaitu jarak waktu antar produk yang dapat dihasilkan pada lintasan 
    f. Diagram pendahuluan : yaitu suatu grafik yang mengambarkan urutan elemen kerja yang diberi symbol 
        node dengan tanda panah sebagai penghubung antar node yang menunjukkan aliran tiap elemen .

3. Metode Keseimbangan lintasan 

a. Metode Bobot Posisi 
Metode bobot posisi sering dikenal pula dengan pendekatan Helgeson – Birnie. Metode ini dikembangkan oleh W.B. Helgeson dan D.P Birnie pada tahun 1961 dan merupakan metode heuristic yang paling awal dikembangkan. Metode ini merupakan gabungan antara metodeLargest – Candidate rule dan metode Killbridge and waster. Pada prinsipnya metode bobot posisi memperhitungkan nilai bobot posisi ( ranked positional weight), dan elemen yang memiliki bobot posisi terbesar diletakkan pda urutan teratas. 

b. Metode pendekatan wilayah 
Metode pendekata wilayah dikembangkan oleh Bedworth . Metode ini merupakan pengembangan dari pendekatan Helgeson – Birnie ( metode bobot posisi), Mansor dan Killbridge and wester. Pada prinsipnya metode ini berusaha membebankan terlebih dahulu pada operasi yang memiliki tanggung jawab keterdahuluan yang besar. 

c. Metode Largest Candidate Rule 
Metode Largest Candidate Rule adalah metode yang mengurutkan elemen kerja berdasarkan lamanya waktu operasi. 

d. Metode keseimbangan lintasan
Terkomputerisasi Beberapa metode lintasan komputerisasi yang sudah banyak diterapkan , yaitu sebagai berikut:COMSOAL ( Computer Methode of sequencing Operation For Asembbly Lines) meskipun bukan metode computer pertama yang dikembangkan namun metode ini cukup dipertimbangkan untuk mengatasi persoalan keseimbangan lintasan dibandingkan dengan metode sebelumnya CALB ( Computer Assembly Line Balancing) , CALB dapat digunakan pada lintasan tunggal maupun campuran ALPACA ( Assembly Line Planning and Control), merupakan metode pertama kali dikembangkan oleh General Motors pada tahun 1967.

 

Peralatan tangan atau perkakas tangan (hand tool) adalah alat bantu kerja yang digunakan dengan kekuatan tangan manual (tenaga manusia) dan bukan dengan mesin (power tool), yang dalam pemakaiannya bisa dengan mudah dibawa atau dipindahkan.

Penggunaan peralatan tangan manual yang salah dan tidak tepat akan mengakibatkan cedera bagi pekerja, rusaknya peralatan, dan kerugian lainnya. Paling penting dalam penggunaan peralatan tangan adalah menggunakannya sesuai dengan ukuran, jenis dan fungsinya. Kesalahan penggunaan akan mengakibatkan kerusakan dan cacat pada manusia, hasil kerja, maupun kerusakan pada alat tersebut.

Contoh-contoh Hand Tool (alat-alat tangan) diantaranya adalah:
1. Open End Wrench ( Kunci Pas )
Kunci pas atau open end wrench atau open ended spanner merupakan salah satu peralatan yang sering digunakan saat perbaikan kendaraan. Kunci pas pada umumnya terbuat dari logam dengan paduan chrome vanadium, dengan tangkainya membentuk sudut 15 derajat pada kedua ujungnya dan ada kunci pas khusus yang memiliki sudut 90 derajat.
Fungsi dari Kunci pas atau Open End Wrench adalah untuk mempercepat saat pelepasan dan pengencangan baut atau mur jika kunci-kunci yang lain misalnya kunci ring tidak dapat menjangkau baut atau mur tersebut.

Penggunaan: 
  • Pilih kunci pas sesuai ukuran baut atau mur 
  • Pasang kunci pas hingga rahang-rahang sepenuhnya mencengkeram kepala baut atau mur untuk menghindari rahang slip atau terlepas 
  • Tarik kunci pas ke arah Anda atau kebalikannya untuk melepaskan atau mengencangkan baut/mur 
  • Hindari menggunakan kunci pas yang rahang-rahangnya retak, rusak, aus, atau bundar karena bisa menimbulkan slip dan melukai Anda 
  • Hindari menggunakan kunci yang kotor atau licin karena bisa terlepas dari genggaman Anda dan menimbulkan cedera  
  • Hindari menggunakan kunci pas untuk melepas baut / mur yang masih kencang, karena bidang cengkram kunci pas tidak maksimal dan dapat mengakibatkan kepala baut atau mur menjadi aus / lumur / rusak
Pemeliharaan: 
  • Jaga kunci pas tetap bersih, cukup lap menggunakan kain bersih 
  • Simpan kunci pas di kotak peralatan, lemari, atau gantungan dinding 
  • Periksa kunci pas secara teratur untuk melihat tanda-tanda kerusakan dan keausan. 
  • Segera ganti kunci pas yang sudah aus atau rusak.
2. Kunci Ring (Offset Ring Spanner) Spanner)
Kunci ring adalah sebuah kunci yang memiliki bentuk segi 12 yang melingkari kepala baut. Kunci ini memiliki bentuk segi yang lebih banyak sehingga bisa digunakan pada sudut yang lebih leluasa. 
Seperti halnya kunci pas,kunci ring juga mempunyai 2 buah kunci disetiap ujungnya dengan ukuran yang berbeda dengan tujuan untuk mengurangi jumlah kunci yang disediakan. Kunci ring digunakan untuk membuka/memasang mur atau baut yang mempunyai momen pengencangan yang relatif lebih besar besar 
Berbeda dengan kunci pas, kunci ring sangat baik saat digunakan untuk melepas baut yang keras karena bentuknya yang melingkari baut tentu bisa lebih aman.

Perawatan : 
  • Jaga kunci pas tetap bersih, cukup lap menggunakan kain bersih 
  • Simpan kunci pas di kotak peralatan, lemari, atau gantungan dinding 
  • Periksa kunci pas secara teratur untuk melihat tanda-tanda kerusakan dan keausan. 
  • Segera ganti kunci pas yang sudah aus atau rusak.
3. Kunci Pas- Ring / Kunci Kombinasi ( Combination Wrench )
Kunci pas - ring dapat digunakan untuk mengencangkan atau mengendorkan baut / mur terutama pada bagian - bagian yang tidak terjangkau oleh kunci socket. Kunci pas-ring cukup praktis, karena bagian ring, dapat untuk mengencangkan / mengendorkan sedangkan bagian pasnya bisa untuk melepas dengan cepat.







4. Kunci Inggris ( Adjustable Wrench )
Kegunaan kunci ini ialah untuk membuat baut/mur yang tidak bisa dilakukan oleh kunci pas/ring, selain itu kunci ini lebih mudah dikarenakan tidak perlu menggunakan tenaga yang tidak terlalu besar seperti kunci pas dan ring. Kelayakannya dilihat dari penyetel rahang kunci inggris dan dilihat dari mulut kunci itu sendiri. 






Perawatan : 
  • Jika Selesai digunakan, simpanlah kunci inggris di dalam lemari, dalam perkakas dan di tempat yang aman 
  • Hindarkan dari sinar matahari secara langsung 
  • Berilah WD Secara rutin 
  • Hindarkan dari tempat yang lembab agar tidak terjadi pengikisan atau korosi secara langsung kepada kunci tersebut
5. Tang ( Plier )
Tang memiliki beragam fungsi antara lain untuk memotong kawat, mengencangkan baut, dan menjepit sekaligus mengelupas kabel. 
Umumnya, tang terbagi atas empat jenis, yaitu: 
  • Tang Pemotong ( Side Cutting Plier )
    Ciri-cirinya memiliki rahang tajam yang berfungsi untuk memotong kawat, kabel plastik, dan fiber tipis. Tang jenis ini tidak cocok digunakan untuk memotong ukuran bidang yang besar atau tebal. 
  • Tang Penjepit ( Long Nose Plier )
    Tang ini memiliki rahang bergerigi yang sangat rapat dengan ujung rahang runcing untuk menjangkau celah yang kecil. Tang penjepit berfungsi sebagai penjepit kawat atau kabel. 
  • Tang Pengunci ( Locking Plier )
    Tang ini memiliki rahang bergerigi renggang agar tidak licin saat mengencangkan baut.
  • Tang Kombinasi ( Combination Plier )
    Tang kombinasi memiliki fungsi ganda untuk memotong kawat/kabel, menjepit kawat/ kabel, dan mengencangkan atau mengunci baut/ mur. Meski berperan ganda, tang ini memiliki kelemahan, jika celah antar rahang berkarat akan berakibat macet.
Penggunaan: 
  • Pilih tang sesuai jenis dan fungsinya 
  • Pegang tang dengan kuat dan mantap. 
  • Pastikan gagang tang tidak kotor atau licin karena bisa menimbulkan slip dan mengakibatkan cedera pada tangan Anda 
  • Gerakkan bagian gagang tang dengan cara menekannya seperti saat menggunakan gunting untuk memotong kabel/kawat, menjepit kabel/kawat dan mengencangkan atau mengendurkan baut 
  • Jangan gunakan tang jika gagangnya rusak, kendur, patah atau kotor dengan oli atau minyak 
  • Jangan gunakan tang jika rahang atau celah antar rahangnya rusak, berkarat atau macet. 

Pemeliharaan: 
  • Jaga kebersihan tang, bersihkan kotoran, oli, atau minyak pada pegangan atau rahang menggunakan lap 
  • Ganti tang jika gagangnya patah atau rahang berkarat atau rusak 
  • Simpan di kotak peralatan, lemari, atau gantungan dinding.
6. Obeng ( Screwdriver )
Obeng terdiri dari 2 jenis yaitu obeng min dan obeng plus. 
Kegunaan obeng ialah untuk membuka/memasang sekrup (+) dan sekrup (-) pada kompone-komponen tertentu pada bagian motor seperti pada lampu kepala, pelindung radiator, dan untuk melepas pengikat seperti sekrup, dll Kelayakan dilihat dari mata obeng itu jika mata obeng itu bengkok maka tidak bisa digunakan, biasanya digunakan untuk menjadi tumpuan untuk memukul barang. Perawatan Jika selesai digunakan tarulah obeng di tempatnya agar tidak hilang


7. Palu ( Hammer )
Kegunaan benda ini ialah untuk memukul atau memasang dan melepaskan komponen komponen mesin seperti pada pemasangan bearing, melepaskan sambungan pada propeller shaft dsb. Kelayakan dilihat dari kepala palu dan tubuh palu, jika ingin memakai peralatan ini perhatikanlah posisi tersebut.








8. Kunci Soket ( Socket Wrench )
Kunci Socket ialah kunci yang terdiri dari beberapa kunci dimana kegunaannya ialah untuk membuka baut/mur yang jauh dan tidak terjangkau oleh tanga sperti berada di dalam mesin bagian dalam,dsb. 





9. Kunci L ( Allen Wrench )
Kegunaan kunci ini ialah untuk membuka/melepaskan baut yang kepalanya bautnya menjorok ke dalam seperti di tang sepeda. Ukuran kunci ini antara 2mm - 22 m. Kelayakannya dilihat dari mata ujung kunci L kalo patah atau aus maka tidak bisa di gunakan.






10. Kunci Roda (Wheel Brace)
Kunci roda digunakan untuk melepaskan dan memasang kembali mur (nut) pada roda. Alat ini biasanya mempunyai 3 atau 4 ujung socket dengan ukuran yang berbeda-beda.







11. Kunci Busi (Spark Plug Socket) 
Kunci busi dipasang dengan sisipan karet yang tidak hanya mencegah porselin pada busi agar tidak pecah, melainkan juga untuk menahan busi agar memudahkan saat pelepasan dan pemasangan busi.






12. Kunci Nipple (Flare Nut Wrench) 
Kunci nepel digunakan untuk mengencangkan / melepas baut pada sambungan - sambungan pipa yang serupa dengan sambungan-sambungan yang digunakan pada injector line atau pipa rem.


13. Kunci T ( shock T handle )
Kunci T atau dikenal juga dengan shock T handle, merupakan perkakas yang memudahkan dalam membongkar baut. 
Nah namun banyak kesalahan persepsi terkait jenis kunci T. 
Kunci T untuk keperluan teknis pada mobil berbeda dengan yang digunakan untuk sepeda motor. Kunci T untuk mobil, penampang atau joinnya dapat diputar dan ujungnya bisa disambung agar lebih panjang. Sehingga memudahkan untuk menjangkau area yang sempit.

A. Pengertian & Prinsip Perakitan
            Produk Perakitan adalah suatu proses penyusunan dan penyatuan beberapa bagian komponen menjadi suatu alat atau mesin yang mempunyai fungsi tertentu. Pekerjaan perakitan dimulai bila obyek sudah siap untuk dipasang dan berakhir bila obyek tersebut telah bergabung secara sempurna. Perakitan juga dapat diartikan penggabungan antara bagian yang satu terhadap bagian yang lain atau pasangannya.
            Pada prinsipnya perakitan dalam proses manufaktur terdiri dari pasangan semua bagian-bagian komponen menjadi suatu produk, proses pengencangan, proses inspeksi dan pengujian fungsional, pemberian nama atau label, pemisahan hasil perakitan yang baik dan hasil perakitan yang buruk, serta pengepakan dan penyiapan untuk pemakaian akhir.
Perakitan merupakan proses khusus bila dibandingkan dengan proses manufaktur lainnya, misalnya proses permesinan ( frais, bubut, bor, dan gerinda ) dan pengelasan yang sebagian pelaksanaannya hanya meliputi satu proses saja. Sementara dalam perakitan bisa meliputi berbagai proses manufaktur.

B. Metode perakitan.
Dalam produksi massal, proses perakitan dapat dilakukan dengan cara otomatis, misalnya proses pengikatan, pengelingan, pengelasan, penyekrupan, dan lain-lain dalam urutan rangkaian proses produksi. Hal itu dilakukan untuk mendapatkan hasil pada setiap produk dengan bentuk yang standar.

    1. Metode perakitan ditinjau dari proses penyambungan komponen
a. Metode Cascade
Metode Cascade adalah metode perakitan antara komponen dengan langkah yang berurutan. Pada prinsipnya metode ini banyak digunakan untuk sistem pengabungan antara komponen dengan menggunakan rivet atau paku keling. Dalam proses pengabungan atau penyambungan antara komponen dari bahan pelat-pelat tipis. Metode Cascade ini banyak digunakan untuk perakitan dengan menggunakan sistem sambungan riveting atau keling. Proses riveting ini dengan menggunakan alat sederhana yakni perangkat penembak paku. Alat ini menjepit paku yang sudah dimasukkan dalam lobang hasil pengeboran pelat yang akan disambung. Selanjutnya alat ini ditekan secara bertahap sampai batang paku putus.

b. Metode Keseimbangan
Metode keseimbangan dalam perakitan merupakan proses penyambungan komponen-komponen dengan menggunakan spot welding. Penggunaan perakitan dengan las spot ini sangat banyak digunakan untuk penyambungan pelat-pelat tipis. Aplikasi proses penyambungan dengan spot welding ini digunakan di industri mobil dan kereta api, juga industri pesawat terbang yang menggunakan bodinya dari bahan pelat-pelat tipis. Keseimbangan yang dimaksukan dalam proses ini adalah posisi sambungan dibeberapa titik harus dilakukan secara seimbang.

c. Metode Bongkar Pasang (Knock down)
Metode bongkar pasang atau istilah yang lebih populernya adalah knock down merupakan metode yang banyak digunakan untuk perakitan.

Metode bongkar pasang ini bertujuan diantaranya :
o Memudahkan dalam mobilitas atau transfortasi.
o Memudahkan untuk proses perawatan atau penggantian komponen bagian dalam.
o Memudahkan dalam operasional pekerjaan.
o Konstruksi menjadi lebih sederhana

Penggunaan lebar bahan dan jenis dapat dengan mudah diterapkan dalam perakitan. Proses perakitan dengan metode knock down ini umumnya menggunakan sambungan baut dan mur ataupun screw. Perakitan dengan metode ini harus dilakukan secara teliti, terutama dalam hal pengeboran lobang-lobang yang akan dirakit. Pengeboran lobang-lobang ini biasanya dilakukan dengan memberi posisi dasar pemasangan. Lobang yang tidak tetap lebih besar dari lobang yang tetap.

    2. Metode perakitan ditinjau dari sifat komponen yang dirakit
        a. Metode perakitan yang dapat ditukar tukar.
Pada metode ini, bagian-bagian yang akan dirakit dapat ditukarkan satu sama lain ( interchangeable ), karena bagian tersebut dibuat oleh suatu pabrik secara massal dan sudah distandarkan baik menurut ISO, DIN, JIS, dan lain sebagainya. Keuntungan bila kita menggunakan bagian atau komponen yang telah distandarkan adalah waktu perakitan komponen yang lebih cepat dan dalam penggantian komponen yang rusak dapat diganti dengan komponen yang sejenis yang ada di pasaran. Akan tetapi tetap mempunyai kerugian yaitu kita harus membeli komponen tersebut dengan harga yang relatif lebih mahal.

b. Perakitan dengan pemilihan. Pada metode perakitan dengan metode pemilihan, komponen-komponennya juga dihasilkan dengan produksi massal yang pengukuran-pengukurannya tersendiri menurut batasan-batasan ukuran.

c. Perakitan secara individual. Perakitan secara individual dalam pengerjaannya tidak dapat kita pisahkan antara pasangan satu dengan pasangannya. karena dalam pengerjaannya harus berurutan tergantung bagian yang sebelumnya. Salah satu komponen yang berpasangan tersebut kita selesaikan terlebih dahulu, kemudian pasangan lainnya menyusul dengan ukuran patokan yang diambil dari komponen yang pertama.

A. Peluang Usaha 
        Harus diakui bahwa sebenarnya peluang usaha di sekitar kita sangat banyak. Namun tidak semua peluang usaha atau bisnis tepat dilakukan pada sembarang waktu dan tempat. Bagi calon wirausaha yg akan membuka usaha baru, perlu terlebih dahulu melakukan observasi, survei lapangan, dan banyak bertanya mengenai seluk beluk bisnis yang akan digelutinya. 
        Peluang usaha terdiri dari dua kata, Peluang dan usaha. Peluang berarti kesempatan, dan usaha berarti upaya untuk mencapai tujuan yang diinginkan dengan berbagai daya atau sumber daya yang dimiliki. Secara sederhana peluang usaha merupakan suatu kesempatan yang dimiliki oleh seseorang untuk mencapai tujuan yang hendak dicapai dengan menggunakan sumber daya yang miliki. 
        Tujuan yang hendak dicapai bisa dalam keuntungan, uang, kekayaan, kepuasan batin, popularitas, status sosial dan lain-lain. Untuk mencapai tujuan tersebut seseorang dapat memanfaatkan sumber daya yang dimiliki. Sumber daya itu dapat berupa uang/modal, pengetahuan, skill, relasi yang luas, pengalaman dan lain-lain. Artinya sumber daya ini mencakup segala sesuatu yang bisa dimanfaatkan untuk menunjang kegiatan usaha. Seorang wirausaha harus berfikir tentang seperti apa peluang usaha yang baik itu. 

Berikut adalah ciri-ciri peluang usaha yang baik. 
        1. Bersifat orisinil 
        2. Harus dapat mengantisipasi peruabahan persaingan dan kebutuhan pasar 
        3. Sesuai dengan minat 
        4. Tingkat kelayakan usaha teruji 
        5. Bersifat ide kreatif 
        6. Ada keyakinan untuk mewujudkan 
        7. Ada rasa senang saat menjalankan 

        Dalam kenyataannya peluang yang baik saja tidak cukup, tapi juga harus potensial. Banyaknya peluang usaha di sekitar kita, mengharuskan seorang wirausaha untuk cermat dalam mengkaji mana peluang usaha yang potensial. 

Ciri-ciri peluang usaha yang Potensial adalah sebagai berikut. 
        1. Memiliki nilai jual
        2. Usaha bukan hanya ambisi pribadi semata, dan bersifat nyata 
        3. Usaha tersebut mamapu bertahan lama di pasar 
        4. Tidak menghabiskan modal, karena terlalu besar investasinya 
        5. Bisa ditingkatkan skalanya menjadi industri 

Peluang usaha yang bernilai jual memiliki ciri-ciri sebagai berikut. 
        1. Mampu memenuhi kebutuhan konsumen 
        2. Memiliki keunggulan bersaing 
        3. Tidak bersifat sementara 
        4. Ada nilai uang 
        5. Memenuhi aspek kreatif dan inovatif 
        
B. Analisis Peluang Usaha 
        Tidak semua peluang yang ada dihadapan kita secara otomatis bisa dikerjakan. Namun terlebih dahulu harus dilakukan analisis. Analisis peluang usaha adalah suatu analisis untuk mengetahui berbagai kemungkinan dari berbagai macam kesempatan usaha, mana yang bisa dilakukan dan bisa memberikan keuntungan dengan berbagai tingkat resiko yang akan di hadapi. 

Untuk dapat menggali dan memanfaatkan peluang usaha, seorang wirausaha harus dapat berfikir secara positif dan kreatif, diantaranya yaitu: 
        1. Percaya dan yakin bahwa usaha tersebut dapat dilaksanakan 
        2. Mau menerima gagasan atau ide-ide baru 
        3. Memiliki semangat kerja yang tinggi 
        4. Mampu berkomunikasi dengan baik 
        5. Bertanya pada diri sendiri 
        6. Mau mendengarkan saran orang lain 

C. Persiapan Peluang Usaha 
        Untuk melakukan analisis peuang usaha di butuhkan persiapan sebagai berikut. 
        1. Meneliti luas usaha yang dipilih 
        2. Bentuk usaha 
        3. Jenis usaha yang ditekuni 
        4. Mengenal informasi usaha yang diterima 
        5. Memiliki peta peluang usaha yang menguntungkan

        Langkah-langkah analisis peluang usaha : 
        1. Membuat sketsa bidang usaha yang ditekuni 
        2. Penyediaan modal 
        3. Mengurus izin usaha 
        4. Menyiapkan tenaga kerja 
        5. Menyiapkan sarana 
        6. Menyiapkan bahan baku 
        7. Menetapkan lokasi 
        8. Menetapkan metodologi 
        9. Menetapkan teknologi usaha 
        10. Menetapkan Manajemen 
        11. Mencari Mitra Usaha 

D. Tujuan Analisis Peluang Usaha 
        Secara umum tujuan analisis peluang usaha adalah untuk mengetahui apakah usaha tersebut layak dikerjakan atau tidak. Oleh sebab itu seorang wirausaha harus cermat, yakin dan berani. 

Tujuan analisis peluang usaha : 
         Untuk menemukan peluang usaha. 
         Untuk menemukan potensi usaha. 
         Untuk mengetahui besarnya potensi usaha yang tersedia. 
         Untuk mengetahui berapa lama usaha bertahan 

E. Keberhasilan dan Kegagalan Wirausaha 
        Seorang wirausaha senantiasa dihadapkan dalam dua kemungkinan, yakni keberhasilan dan kegagalan dalam menjalankan usaha. 

Ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan keberhasilan dan kegagalan usaha. 
        1. Faktor-faktor penyebab keberhasilan wirausaha 
            Keberhasilan dan kegagalan dalam menjalankan suatu usaha dipengaruhi oleh beberapa faktor. 
            Berikut adalah faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan seorang wirausaha dalam mengelola 
            usaha: 
            a. Faktor manusia 
                1) Kepribadian
                    Kepribadian atau karakter seseorang sangat menunjang keberhasilannya. Karakter bisa 
                    bawaan dari lahir namun bisa juga di latih secara terus-menerus. Kemauan keras untuk 
                    berubah dan lingkungan sangat berpengaruh bagi pembentukan karakter. 
                2) Ilmu Pengetahuan 
                    Ilmu, membantu kita dalam menghadapi berbagai persoalan. Dalam mengelola usaha seorang 
                    wirausaha dihadapkan dengan berbagai macam kondisi. 
                3) Pengalaman yang dimiliki 
                    Seperti kata pepatah, pengalaman adalah guru terbaik. Kita bisa belajar dari pengalaman diri 
                    sendiri maupun pengalaman orang lain. 
                    Pengalaman orang lain bisa kita amati secara langsung, bisa juga berupa kisah inspiratif bisa 
                    di dapatkan melalui buku, maupun media elektronik seperti televisi, internet.
 
            b. Keuangan 
                Faktor keuangan merupakan salah satu pendukung keberhasilan dalam usaha. Tanpa adanya 
                modal, usaha tidak mungkin bisa berjalan. Modal tersebut digunakan untuk membiayai 
                pengeluaran, seperti pembelian bahan baku, peralatan, perlengkapan kerja, gaji karyawan, 
                promosi dan kegiatan operasional lainnya. Uang memang bukan segalanya tapi segalanya 
                membutuhkan uang. 

            c. Perencanaan 
                Perencanaan yang matang sangat dibutuhkan untuk menunjang keberhasilan usaha. Agar usaha 
                yang mau dijalankan bisa terarah, dan tidak asal berjalan maka dibutuhkan planning yang matang. 
                
                Perencanaan dapat dimulai saat usaha itu mau didirikan, misal: 
                    - Produk apa yang mau dibuat 
                    - Berapa modal yang dibutuhkan 
                    - Siapa calon konsumen sasarannya 
                    - Dimana tempat usahanya 
                    - Siapa yang terlibat dalam kegiatan usaha 

            d. Pemasaran
                Pemasaran produk merupakan faktor sangat penting. Sebagus apapun produk, bila tidak mampu 
                memasarkannya, maka produk tidak dapat menjangkau konsumen yang dituju. Oleh sebab itu 
                harus dipikirkan, misalnya: 
                    - Siapa yang akan memasarkan produk 
                    - Siapa yang akan beli (pembeli potensial) produk 
                    - Apa strategi yang digunakan 

                Selain faktor diatas, keberhasilan seorang wirausaha dalam menjalankan usaha menurut 
                Adyaksa Dault harus dilandasi dengan falsafah yang dikenal dengan nama “ DORAEMON”, 
                yaitu sebagai berikut: 
                     Dream : memiliki impian 
                     Opportunity : mampu mencari peluang usaha 
                     Reform : menyusun perencanaan dan mengimplementasikan secara sistematis 
                     Action : melakukan suatu tindakan 
                     Energy : memiliki semangat yang tinggi 
                     Mapping : bisa melakukan pemetaan usaha dengan analisis SWOT 
                     Organizing : bergabung dengan organisasi atau perkumpulan 
                     Network : memiliki jaringan atau relasi yang luas 

        2. Faktor-faktor penyebab kegagalan wirausaha 
            Keberhasilan dan kegagalan wirausaha sangat tergantung dari kepribadian wirausaha itu sendiri.
            Menurut Zimmerer yang menyebabkan wirausaha gagal dalam menjalankan usahanya adalah: 
                     Tidak kompeten dalam manajerial’ 
                     Kurang 
                     berpengalaman 
                     Tidak bisa mengelola keuangan 
                     Lokasi yang kurang mendukung 
                     Gagal dalam perencanaan 
                     Sikap yang kurang bersungguh-sungguh 
                     Ketidakmampuan dalam melakukan peralihan atau transisi kewirausahaan 
                     Kurang pengawasan peralatan

Drop Caps

That night, in the mid-watch, when the old man—as his wont at intervals—stepped forth from the scuttle in which he leaned, and went to his pivot-hole, he suddenly thrust out his face fiercely, snuffing up the sea air as a sagacious ship's dog will, in drawing nigh to some barbarous isle. He declared that a whale must be near. Soon that peculiar odor, sometimes to a great distance given forth by the living sperm whale, was palpable to all the watch; nor was any mariner surprised when, after inspecting the compass, and then the dog-vane, and then ascertaining the precise bearing of the odor as nearly as possible, Ahab rapidly ordered the ship's course to be slightly altered, and the sail to be shortened

Blockquote

Is a Magazine Responsive Blogger Premium Theme, With many news features and fully Customizble, Powerfull Admin Panel and more...

Bullet And Lists

  • Unlimited Colors
  • Responsive Theme
  • PowerFull Admin Panel
  • ShortCodes
  • Excellent Support
  1. Unlimited Colors
  2. Responsive Theme
  3. PowerFull Admin Panel
  4. ShortCodes
  5. Excellent Support

Heading

Example Heading 1

Example Heading 2

Example Heading 3

Example Heading 4

Example Heading 5
Example Heading 6

Buttons


Alert Boxes

[alert title="Alert message" icon="info-circle"] This alert needs your attention [/alert] [success title="Success message" icon="check-circle"] You successfully read this important message. [/success] [warning title="Warning message" icon="exclamation-triangle"] Warning! Best check yo self. [/warning] [update title="Update message" icon="info-circle"] You successfully to update your content. [/update] [info title="Info message" icon="info-circle"] This a simple info for you. [/info] [error title="Error message" icon="exclamation-circle"] Oh snap! Change a few things up [/error]

Code Box Html

[code type="HTML"]<!doctype html> <html lang="en"> <head> <meta charset="utf-8"> <title>Sample Page</title> </head> <body> <h1>Lorem Ipsum</h1> <p>Lorem ipsum dolor sit amet.</p> </body> </html>[/code]

Code Box Css

[code type="CSS"].blog-header h1 {color:green} .blog-header h1 a {color:green} .post-title { font:normal normal 20px/1.4 "Open Sans",Sans-Serif; margin:0 0 .5em; text-shadow:none; color:#5686D6; } .post-title a, .post-title a:focus, .post-title a:hover, .post-title a:active { color:#5686D6; text-decoration:none; }[/code]

Code Box JavaScript

[code type="JavaScript"](function() { var html5 = ("abbr,article,aside,audio,canvas,datalist,details," + "figure,footer,header,hgroup,mark,menu,meter,nav,output," + "progress,section,time,video").split(','); for (var i = 0; i < html5.length; i++) { document.createElement(html5[i]); } try { document.execCommand('BackgroundImageCache', false, true); } catch(e) {} })();[/code]

Code Box jQuery

[code type="JQuery"]$('button').click(function() { $(this).toggleClass('active').html('Clicked!').css('opacity', .5); }).css('color', 'red');[/code]

Contact Form

[contact/]

Two Columuns

[2column] [content]But, to the best of my knowledge, Perry still lived and it was my duty and wish to be again with him, that we might share the dangers and vicissitudes of the strange world we had discovered. And Ghak, too; the great, shaggy man had found a place in the hearts of us both, for he was indeed every inch a man and king. Uncouth, perhaps, and brutal, too, if judged too harshly by the standards of effete twentieth-century civilization, but withal noble, dignified, chivalrous, and loveable. Chance carried me to the very beach upon which I had discovered Ja's canoe, and a short time later I was scrambling up the steep bank to. [/content] [content]We were interrupted at this juncture by the approach of one of the warriors, bearing arms, accouterments and ornaments, and in a flash one of her questions was answered and a puzzle cleared up for me. I saw that the body of my dead antagonist had been stripped, and I read in the menacing yet respectful attitude of the warrior who had brought me these trophies of the kill the same demeanor as that evinced by the other who had brought me my original equipment, and now for the first time I realized that my blow, on the occasion of my first battle in the audience chamber had resulted in the death of my adversary. [/content] [/2column]

Three Columuns

[3column] [content]But, to the best of my knowledge, Perry still lived and it was my duty and wish to be again with him, that we might share the dangers and vicissitudes of the strange world we had discovered. And Ghak, too; the great, shaggy man had found a place in the hearts of us both, for he was indeed every inch a man and king. Uncouth, perhaps, and brutal, too, if judged too harshly by the standards of effete twentieth-century civilization, but withal noble, dignified, chivalrous, and loveable. Chance carried me to the very beach upon which I had discovered Ja's canoe, and a short time later I was scrambling up the steep bank to. [/content] [content]We were interrupted at this juncture by the approach of one of the warriors, bearing arms, accouterments and ornaments, and in a flash one of her questions was answered and a puzzle cleared up for me. I saw that the body of my dead antagonist had been stripped, and I read in the menacing yet respectful attitude of the warrior who had brought me these trophies of the kill the same demeanor as that evinced by the other who had brought me my original equipment, and now for the first time I realized that my blow, on the occasion of my first battle in the audience chamber had resulted in the death of my adversary. [/content] [content]"There are almost as many conjectures as to that as there are geologists," was his answer. "One estimates it thirty miles, because the internal heat, increasing at the rate of about one degree to each sixty to seventy feet depth, would be sufficient to fuse the most refractory substances at that distance beneath the surface. Another finds that the phenomena of precession and nutation require that the earth, if not entirely solid, must at least have a shell not less than eight hundred to a thousand miles in thickness. [/content] [/3column]

Four Columuns

[4column] [content]But, to the best of my knowledge, Perry still lived and it was my duty and wish to be again with him, that we might share the dangers and vicissitudes of the strange world we had discovered. And Ghak, too; the great, shaggy man had found a place in the hearts of us both, for he was indeed every inch a man and king. Uncouth, perhaps, and brutal, too, if judged too harshly by the standards of effete twentieth-century civilization, but withal noble, dignified, chivalrous, and loveable. Chance carried me to the very beach upon which I had discovered Ja's canoe, and a short time later I was scrambling up the steep bank to. [/content] [content]We were interrupted at this juncture by the approach of one of the warriors, bearing arms, accouterments and ornaments, and in a flash one of her questions was answered and a puzzle cleared up for me. I saw that the body of my dead antagonist had been stripped, and I read in the menacing yet respectful attitude of the warrior who had brought me these trophies of the kill the same demeanor as that evinced by the other who had brought me my original equipment, and now for the first time I realized that my blow, on the occasion of my first battle in the audience chamber had resulted in the death of my adversary. [/content] [content]"There are almost as many conjectures as to that as there are geologists," was his answer. "One estimates it thirty miles, because the internal heat, increasing at the rate of about one degree to each sixty to seventy feet depth, would be sufficient to fuse the most refractory substances at that distance beneath the surface. Another finds that the phenomena of precession and nutation require that the earth, if not entirely solid, must at least have a shell not less than eight hundred to a thousand miles in thickness. [/content] [content]At this time our sleeping quarters were occupied by three or four females and a couple of the recently hatched young, beside Sola and her youthful ward, myself, and Woola the hound. After they had retired for the night it was customary for the adults to carry on a desultory conversation for a short time before lapsing into sleep, and now that I could understand their language I was always a keen listener, although I never proffered any remarks myself. [/content] [/4column]

Tabs Horizontal

[tab] [content title="Tab 1"]"There are almost as many conjectures as to that as there are geologists," was his answer. "One estimates it thirty miles, because the internal heat, increasing at the rate of about one degree to each sixty to seventy feet depth, would be sufficient to fuse the most refractory substances at that distance beneath the surface. Another finds that the phenomena of precession and nutation require that the earth, if not entirely solid, must at least have a shell not less than eight hundred to a thousand miles in thickness. [/content] [content title="Tab 2"]I had observed on the two occasions when I had seen her that the prisoner exchanged words with her guards, and this convinced me that they spoke, or at least could make themselves understood by a common language. With this added incentive I nearly drove Sola distracted by my importunities to hasten on my education and within a few more days I had mastered the Martian tongue sufficiently well to enable me to carry on a passable conversation and to fully understand practically all that I heard. [/content] [content title="Tab 3"]At this time our sleeping quarters were occupied by three or four females and a couple of the recently hatched young, beside Sola and her youthful ward, myself, and Woola the hound. After they had retired for the night it was customary for the adults to carry on a desultory conversation for a short time before lapsing into sleep, and now that I could understand their language I was always a keen listener, although I never proffered any remarks myself. [/content] [/tab]

Tabs Vertical

[vtab] [content title="Tab 1"]"There are almost as many conjectures as to that as there are geologists," was his answer. "One estimates it thirty miles, because the internal heat, increasing at the rate of about one degree to each sixty to seventy feet depth, would be sufficient to fuse the most refractory substances at that distance beneath the surface. Another finds that the phenomena of precession and nutation require that the earth, if not entirely solid, must at least have a shell not less than eight hundred to a thousand miles in thickness. [/content] [content title="Tab 2"]I had observed on the two occasions when I had seen her that the prisoner exchanged words with her guards, and this convinced me that they spoke, or at least could make themselves understood by a common language. With this added incentive I nearly drove Sola distracted by my importunities to hasten on my education and within a few more days I had mastered the Martian tongue sufficiently well to enable me to carry on a passable conversation and to fully understand practically all that I heard. [/content] [content title="Tab 3"]At this time our sleeping quarters were occupied by three or four females and a couple of the recently hatched young, beside Sola and her youthful ward, myself, and Woola the hound. After they had retired for the night it was customary for the adults to carry on a desultory conversation for a short time before lapsing into sleep, and now that I could understand their language I was always a keen listener, although I never proffered any remarks myself. [/content] [/vtab]

Accordion

[accordion] [item title="Accordion 1"]At this time our sleeping quarters were occupied by three or four females and a couple of the recently hatched young, beside Sola and her youthful ward, myself, and Woola the hound. After they had retired for the night it was customary for the adults to carry on a desultory conversation for a short time before lapsing into sleep, and now that I could understand their language I was always a keen listener, although I never proffered any remarks myself. [/item] [item title="Accordion 2"]I had observed on the two occasions when I had seen her that the prisoner exchanged words with her guards, and this convinced me that they spoke, or at least could make themselves understood by a common language. With this added incentive I nearly drove Sola distracted by my importunities to hasten on my education and within a few more days I had mastered the Martian tongue sufficiently well to enable me to carry on a passable conversation and to fully understand practically all that I heard. [/item] [item title="Accordion 3"]"There are almost as many conjectures as to that as there are geologists," was his answer. "One estimates it thirty miles, because the internal heat, increasing at the rate of about one degree to each sixty to seventy feet depth, would be sufficient to fuse the most refractory substances at that distance beneath the surface. Another finds that the phenomena of precession and nutation require that the earth, if not entirely solid, must at least have a shell not less than eight hundred to a thousand miles in thickness. [/item] [item title="Accordion 4"]But, to the best of my knowledge, Perry still lived and it was my duty and wish to be again with him, that we might share the dangers and vicissitudes of the strange world we had discovered. And Ghak, too; the great, shaggy man had found a place in the hearts of us both, for he was indeed every inch a man and king. Uncouth, perhaps, and brutal, too, if judged too harshly by the standards of effete twentieth-century civilization, but withal noble, dignified, chivalrous, and loveable. Chance carried me to the very beach upon which I had discovered Ja's canoe, and a short time later I was scrambling up the steep bank to. [/item] [/accordion]

Tooltip

"There are almost as many conjectures as to that as there are geologists," was his answer. [tooltip url="http://themeforest.com/user/MKRdezign" title="MKRdezign"]"There are almost as many conjectures as to that as there are geologists," was his answer.[/tooltip]"One estimates it thirty miles, because the internal heat, increasing at the rate of about one degree to each sixty to seventy feet depth, would be sufficient to fuse the most refractory substances at that distance beneath the surface. Another finds that the phenomena of precession and nutation require that the earth, if not entirely solid, must at least have a shell not less than eight hundred to a thousand miles in thickness

Analisa fundamental terhadap suatu saham digunakan untuk menentukan kesehatan keuangan dan bisnis perusahaan. Untuk itu sangat disarankan untuk melakukan analisa fundamental yang tepat dari suatu saham sebelum berinvestasi jika Anda berencana untuk investasi jangka panjang. 
Jika kita masuk ke dalam market saham, kita juga mengenal istilah 'Analisa Teknikal'. Nah, analisa teknikal adalah analisis / pendekatan yang baik untuk menentukan waktu / timing yang tepat untuk masuk ( buy ) dan keluar ( sell ) pada perdagangan saham jangka pendek (trading harian ). Kita dapat memperoleh keuntungan baik menggunakan indikator teknikal yang berbeda secara efisien. Namun, jika kita ingin mencari saham multi-bagger ( saham yang bisa menghasilakan return besar ) untuk diinvestasikan, yang dapat memberikan return yang baik dari tahun ke tahun, maka analisis fundamental adalah cara yang tepat yang harus dilakukan. 
Untuk memperoleh hal tersebut maka kita harus melakukan investasi untuk jangka panjang. Meskipun indikator teknikal menunjukkan tanda-tanda keluar dalam jangka pendek setiap kali ada tren turun ( bearish ), namun, kita harus tetap bertahan dalam saham tersebut jika perusahaan secara fundamental kuat / baik. Dalam kasus seperti itu, kita harus yakin bahwa saham akan tumbuh dan memberikan return yang baik di masa depan dan menghindari kinerja jangka pendek yang kurang baik. Fluktuasi pasar jangka pendek, faktor-faktor yang tidak dapat dihindari, atau kesalahan penilaian tidak akan memengaruhi fundamental perusahaan yang kuat dalam jangka panjang. 
Dalam posting ini, kita akan membahas bagaimana melakukan analisis fundamental pada saham. Di sini, kami akan menguraikan beberapa pedoman yang jika Anda ikuti dengan disiplin, Anda dapat dengan mudah dapat memilih perusahaan yang secara fundamental kuat / baik

Cara Melakukan Analisa Fundamental Saham.
Berikut adalah enam langkah penting yang harus dilakukan untuk menganalisa fundamental suatu perusahaan.
Sederhana, tetapi efektif untuk menemukan perusahaan yang secara fundamental sehat / baik.
  1. Gunakan rasio keuangan untuk penyaringan / screening awal
    Ada lebih dari 600 saham yang terdaftar di bursa Indonesia. Jika kita mulai membaca laporan keuangan semua perusahaan ini ( misal. Neraca, laporan laba rugi, dll. ), maka mungkin perlu waktu bertahun-tahun. Laporan tahunan sebagian besar perusahaan sekitar 100-300 halaman. Dan tidak sepadan dengan waktu kita untuk membaca masing-masing dan setiap laporan perusahaan.
    Pendekatan yang lebih baik pertama-tama adalah memilih beberapa perusahaan bagus berdasarkan beberapa kriteria. Dan kemudian pelajari perusahaan-perusahaan yang telah disaring ini satu-per-satu untuk memilih yang sesuai. Untuk screening awal saham, kita dapat menggunakan berbagai rasio keuangan seperti rasio Harga terhadap Penghasilan / Price to Earning ( PE ), rasio Harga ke Nilai Buku / Price to Book Value ( PBV ), Pengembalian Ekuitas / Return on Equity ( ROE ), Tingkat Pertumbuhan Rata- rata Majemuk / Compounded Average Growth Rate ( CAGR ), Rasio lancar ( Current Ratio ), hasil Dividen ( Dividend Yield ) dan lainnya.

    Cara screening saham menggunakan Investing.com
    Langkah 1: Kunjungi Investing.com
    Langkah 2: Dari menu atas, pilih Tools >>> Stock Screener
    Langkah 3: Tambahkan Kriteria (rasio keuangan) untuk screening saham
    Misalnya, jika kita ingin screening perusahaan dengan rasio PE antara (5, 18) dan% hasil dividen antara (3, 5), kita dapat memilih kriteria berikut. Screener Investing.com akan menyaring saham sesuai dengan kriteria yang disebutkan dan menampilkan daftar perusahaan.
    Selanjutnya, kita juga dapat menambahkan sejumlah rasio keuangan dalam kriteria Anda seperti CAGR, ROE, dll.

  2. Memahami perusahaan
    Setelah kita screening perusahaan berdasarkan kriteria di atas, langkah selanjutnya adalah menggali informasi perusahaan tersebut. Penting bagi kita untuk memahami perusahaan yang akan dijadikan target investasi. Karena jika tidak, kita tidak akan dapat mengetahui kinerja perusahaan baik atau buruk, apakah perusahaan dalam pengambilan keputusan sesuai dengan tujuan masa depannya atau tidak; apakah kompetitor perusahaan baik atau buruk jika dibandingkan dengan perusahaan yang menjadi target investasi.
    Selanjutnya, jika kita sudah mendapatkan informasi yang akurat tentang perusahaan dan menganggapnya menarik, maka lanjutkan ke langkah berikutnya. Jika tidak, abaikan perusahaan tersebut.

  3. Pelajari laporan keuangan perusahaan 
    Setelah kita memahami perusahaan dan menganggapnya menarik, selanjutnya kita perlu memeriksa keuangan perusahaan seperti Neraca, laporan laba rugi, dan laporan arus kas. Sebagai aturan praktis, Pendapatan / Penjualan, laba bersih, dan peningkatan margin selama lima tahun terakhir dapat dianggap sebagai tanda sehat bagi perusahaan.

    Setelah itu, kita juga perlu memeriksa keuangan lainnya meliputi:
    a. Balance Sheet (Neraca): Asset, Liabilitas, Equitas
    b. Income Statement (Rugi-laba): Pendapatan/ penjualan/ revenue, beban, laba
    c. CashFlow (Arus Kas): Operating, Investing, Financing
     
    Salah satu situs web terbaik untuk memeriksa laporan keuangan perusahaan yang sering digunakan adalah idx.co.id.

    Berikut adalah langkah-langkah untuk memeriksa laporan keuangan perusahaan di situs web idx.co.id:
    Langkah 1 : Kunjungi idx.co.id
    Langkah 2: Pilih LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN TERCATAT
    Langkah 3 : Masukkan kode atau nama perusahaan, tahun dan periode. Klik Cari.
    Perincian laporan perusahaan akan terbuka dalam format .zip, .xlsx dan .pdf.
    Langkah 4 : Download dan pelajari laporan keuangan perusahaan selama 10 tahun terakhir.
    Kita harus mempelajari keuangan perusahaan dengan cermat untuk memilih saham yang bagus untuk investasi jangka panjang.

  4. Periksa utang dan Red Flags
    Hutang perusahaan adalah salah satu faktor yang harus dipelajari sebelum memutuskan berinvestasi dalam suatu saham. Suatu perusahaan tidak dapat berkinerja baik dan memberi keuntungan yang maksimal kepada pemegang sahamnya jika memiliki hutang yang besar
    Mereka harus membayar hutang dan juga membayar bunga atas uang pinjaman sebelum hal lain. Singkatnya, hindari perusahaan dengan hutang besar. Sebagai aturan praktis, selalu berinvestasi di perusahaan dengan rasio utang / ekuitas kurang dari satu ( DER< 1 ). Kita dapat menggunakan rasio ini dalam penyaringan awal saham atau memeriksanya saat membaca laporan keuangan perusahaan. Selain itu, red flag lainnya di perusahaan dapat terus menurunnya laba / margin, likuiditas rendah, dan jaminan saham.

  5. Temukan kompetitor perusahaan
    Adalah hal yang baik untuk mempelajari rekanan dan kompetitor perusahaan sebelum berinvestasi. Pelajari berbagai hal yang dilakukan perusahaan yang tidak dimiliki pesaingnya. Selanjutnya, kita harus dapat mengambil keputusan untuk berinvestasi di perusahaan tersebut dan bukan dari pesaingnya. Alasannya harus meyakinkan, seperti Unique selling point (USP), Keunggulan kompetitif, produk murah, nilai, merek, prospek masa depan (proyek mendatang, pabrik baru), dll.
    Anda dapat menemukan daftar pesaing perusahaan di situs web Investing.com.

    Berikut langkah - langkahnya:
    Langkah 1 : Kunjungi Investing.com
    Langkah 2 : Dari menu atas, pilih Tools >>> Stock Screener 
    Langkah 3 : Select Country, Select Exchange, Select Sector, Select Industry
    Kita akan menemukan harga saham, perubahan harga, Market Cap dan Volume saham masing - masing perusahaan tang bergerak di bidang yang sama.
    Selain itu, kita dapat melakukan pencarian google untuk menemukan pesaing perusahaan. Pelajari pesaing secara detail sebelum berinvestasi.
  6. Analisis prospek masa depan
    Sebagian besar investasi yang baik didasarkan pada aspek / potensi masa depan perusahaan dan hampir tidak pada keadaan perusahaan saat ini. Investor tertarik pada berapa banyak return yang bisa mereka dapatkan dari investasi mereka di masa depan. Karena itu, kita harus menyeleksi perusahaan dengan prospek yang baik di masa mendatang . Pilih hanya perusahaan-perusahaan yang produk atau layanannya masih akan digunakan dalam jangka waktu yang panjang.
    Jika Anda berencana berinvestasi untuk jangka panjang, maka umur panjang produk perusahaan adalah kriteria yang harus dipelajari. Selanjutnya, periksa prospek masa depan, kemungkinan ekspansi, sumber pendapatan potensial di masa depan, dll.

Author Name

Contact Form

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.