Latest Post

JADWAL PELAJARAN

PENILAIAN TENGAH SEMESTER ( PTS ) GANJIL ONLINE

SMK NEGERI 1 TAMBUN UTARA

TAHUN PELAJARAN 2020 / 2021


HARI

TANGGAL

WAKTU

PELAJARAN

KELAS X

KELAS XI

KELAS XII

TEKNIK

BM

TEKNIK - BM

TEKNIK - BM

SENIN

21/09/2020

8.00 – 9.30

PAI

PAI

PAI

PAI

9.30 – 11.00

PKN

PKN

PKN

PKN

11.30 – 13.00

SIMDIG

SIMDIG

 

 

 

 

 

 

 

 

SELASA

22/09/2020

8.00 – 9.30

B. INDONESIA

B. INDONESIA

B. INDONESIA

B. INDONESIA

9.30 – 11.00

MATEMATIKA

MATEMATIKA

MATEMATIKA

MATEMATIKA

11.30 – 13.00

KIMIA

 

 

 

 

 

 

 

 

 

RABU

23/09/2020

8.00 – 9.30

B. INGGRIS

B. INGGRIS

B. INGGRIS

B. INGGRIS

9.30 – 11.00

FISIKA

IPA

 

BTAQ

11.30 – 13.00

SEJARAH IND.

SEJARAH IND.

 

 

 

 

 

 

 

 

KAMIS

24/09/2020

8.00 – 9.30

PENJASORKES

PENJASORKES

PENJASORKES

PRODUKTIF TITL

9.30 – 11.00

SENI BUDAYA

SENI BUDAYA

PRODUKTIF TITL

PRODUKTIF TE

11.30 – 13.00

PRODUKTIF TITL

PRODUKTIF AK

PRODUKTIF TE

PRODUKTIF TKR

 

PRODUKTIF TE

PRODUKTIF AP

PRODUKTIF TKR

PRODUKTIF TP

 

PRODUKTIF TKR

 

PRODUKTIF TP

PRODUKTIF TBSM

 

PRODUKTIF TP

 

PRODUKTIF TBSM

PRODUKTIF AK

 

PRODUKTIF TBSM

 

PRODUKTIF AK

PRODUKTIF AP

 

 

 

PRODUKTIF AP

 

 

Sistem rem sepeda motor dirancang untuk mengontrol kecepatan/laju (mengurangi/memperlambat kecepatan dan menghentikan laju) sepeda motor, dengan tujuan meningkatkan keselamatan dan untuk memperoleh pengendaraan yang aman. Prinsip kerja rem adalah dengan mengubah energi gerak/kinetik menjadi energi panas dalam bentuk gesekan. 
Pembagian tipe rem pada sepeda motor menurut konstruksinya : 
    1) Rem tromol ( drum brake), dan 
    2) Rem cakram ( disc brake).

1) Rem Tromol Mekanis ( Mechanical Drum Brakes) 
Pada rem tromol, kekuatan tenaga pengereman diperoleh dari sepatu rem yang diam menekan permukaan tromol yang berputar besama dengan roda. Rem tromol mempunyai keuntungan dibandingkan dengan tipe rem cakram, yaitu adanya self energizing effect yang memperkuat daya pengereman, hanya saja konstruksinya agak rumit dan tertutup sehingga radiasi panas ke udara luar dan water recovery kurang baik. 
Water recovery merupakan kemampuan bidang gesek (sepatu rem/pad) untuk mengembalikan koefisien gesek pada kondisi semula, pada saat sistem rem terkena air yang mengakibatkan koefisien gesek sepatu rem/ pad menjadi berkurang karena terlumasi oleh air. Pada saat sistem rem terkena air, tipe rem cakram memiliki kemampuan.

Water recovery yang lebih baik dibandingkan dengan sistem rem tromol, hal ini disebabkan karena air akan terlempar keluar dari permukaan cakram dan pad karena adanya gaya sentrifugal. Pada rem tromol tetap akan menyisakan air di antara sepatu rem dan tromol sehingga koefisien gesek rem menjadi rendah.
Konstruksi rem tromol umumnya terdiri dari komponen-komponen seperti: sepatu rem (brake shoe), tromol (drum), pegas pengembali (return springs), tuas penggerak (lever), dudukan rem tromol (backplate), dan cam/nok penggerak. Cara pengoperasian rem tromol pada umumnya secara mekanik yang terdiri dari; pedal rem (brake pedal) dan batang (rod) penggerak.


Komponen rem tromol:
1. Brake shoes
2. Return spring
3. Backing plate
4. Operating cam
5. Washer
6. Seal
7. Operating lever
8. Pinch bolt
Rem tromol terbuat dari besi tuang dan digabung dengan hub saat rem digunakan sehingga panas gesekan akan timbul dan gaya gesek dari brake lining dikurangi. Drum brake mempunyai sepatu rem (dengan lining) yang berputar berlawanan dengan putaran drum (wheel hub) untuk mengerem roda dengan gesekan. Pada sistem ini terjadi gesekangesekan sepatu rem dengan tromol yang akan memberikan hasil energi panas sehingga bisa menghentikan putaran tromol tersebut. Rem jenis tromol disebut “internal expansion lining brake”. Permukaan luar dari hub tersedia dengan sirip-sirip pendingin yang terbuat dari aluminium–alloy (paduan aluminium) yang memiliki daya penyalur panas yang sangat baik. Bagian dalam tromol akan tetap terjaga bebas dari air dan debu kerena tromol mempunyai alur untuk menahan air dan debu yang masuk dengan cara mengalirkannya lewat alur dan keluar dari lubang aliran. 
Berdasarkan cara pengoperasian sepatu rem, sistem rem tipe tromol pada sepeda motor diklasifikaskan menjadi dua, yaitu: 

a) Single Leading Shoe 
Type Tipe ini digunakan pada semua jenis sepeda motor kecil (di bawah 250 cc). Pada sistem rem tromol single leading shoe type, digunakan dua sepatu rem. Sepatu rem yang terbawa oleh putaran tromol dan cenderung melengket disebut sebagai leading shoe, sedangkan sepatu rem yang terdorong ke dalam oleh putaran tromol disebut trailing shoe. Leading shoe menghasilkan daya pengeremen yang lebih besar dibandingkan dengan trailing shoe sebagai akibat adanya self energizing effect yang diperoleh karena leading shoe terbawa oleh putaran tromol. Hal ini akan menyebabkan keausan pada leading shoe lebih besar dibanding keausan pada trailing shoe. 

Kondisi belum bekerja:
Ketika pedal rem belum di injak, tuas rem tidak bergerak memutar brake cam maka tidak ada gaya putar pada brake cam (bubungan rem) sehingga sepatu rem tidak bergerak (mengembang), tidak ada gesekan antara tromol dan kanvas rem (brake lining) sehinggat tidak terjadi pengereman.



Kondisi bekerja :
Ketika pedal rem di injak, tuas rem bergerak memutar brake cam maka ada gaya putar pada brake cam (bubungan rem) sehingga sepatu rem bergerak (mengembang), terdapat gesekan antara tromol dan kanvas rem (brake lining) sehinggat terjadi pengereman





Kelebihan Rem Tipe Single Leading Shoe: 
  1. Konstruksi sederhana 
  2. Jumlah komponan sedikit (Wheel Cylinder dan return spring: 1 buah.) 
Kekurangan Rem Tipe Single Leading Shoe: 
  1. Keausan kampas rem depan (leading) lebih banyak dari pada kampas rem belakang (trailing), karena adanya self energizing effect. 
  2. Kausan kampas rem masing-masing tidak simetris (Bagian atas lebih banyak dari pada bagian bawah)
  3. Pengereman kurang pakem. 

Perhitungan Rem Tromol Single Leading
Gaya rem = Gaya reaksi
f rem = N x µ
F = Gaya pada sepatu rem
N = gaya reaksi
f = Gaya gesek
µ = Nilai Gesek
Tromol putar maju 
Sepatu primer : 
∑ MA = 0 
F.a + f.c – N .b = 0 
F.a + N. µ.c – N.b =0 
F.a + N . ( µ.c – b ) = 0 





Sepatu sekunder : 
∑MB = 0 
- F.a + f.c + n.b = 0 
- F.a + N . µ . c + N . b 






b) Double Leading Shoe 
Type Tipe ini digunakan pada motor-motor besar (tipe lama) dan sekarang sudah jarang digunakan. Tipe ini juga menggunakan dua sepatu rem seperti pada single leading shoe type, akan tetapi pada double leading shoe type digunakan dua bubungan rem (brake cam), sehingga kedua sepatu rem menjadi leading dan menghasilkan daya pengereman yang besar karena kedua sepatu rem menghasilkan self energizing effect (gaya penguatan sendiri) yang memperkuat daya pengereman. 

Rem tromol tipe two leading shoe dapat menghasilkan gaya pengereman kira-kira satu setengah kali single leading shoe.Terutama digunakan sebagai rem depan, tetapi baru-baru ini digantikan oleh disk brake (rem cakram).






Kelebihan Rem Tipe Double Leading Shoe: 
  1. Keausan kampas rem depan dan belakang simetris. 
  2. Pengereman agak lebih pakem 
Kekurangan RemTipe Double Leading Shoe: 
  1. Keausan kampas rem bagian atas tidak sama dengan bagian bawah. 
  2. Komponen lebih banyak (Wheel cylinder 2 buah. dan compression spring 2 buah.)
Self Energizing Effect (gaya penguatan sendiri) 
Seperti yang telah dibahas, saat pengemudi menginjak rem, tekanan ditularkan dari master silinder ke silinder roda. Tekanan ini mendorong piston silinder ke luar. Hal ini, pada gilirannya, menjalar pada sepatu rem dan membawa kampas rem bergesekan dengan tromol. 
Pertama-tama, lapisan rem tidak hanya mendorong melawan tromol dan menahan seperti yang mereka lakukan ketika kendaraan diam. Gesekan antara tromol yang bergerak dan kampas rem akan mendorong sepatu rem ke arah rotasi seperti yang ditunjukkan. Fenomena ini akan mengakibatkan:
  1. Ketika pedal rem diinjak, maka silinder roda mendorong sepatu primer berputar searah putaran tromol seperti pada gambar. 
  2. Hal yang sama terjadi pada sepatu sekunder. Tapi dalam kasus ini, sepatu sekunder berhenti lebih cepat karena gaya rem sepatu sekunder melawan anchor pin.
  3. Ketika sepatu sekunder berhenti melawan anchor pin, maka sepatu tidak dapat memutar lebih jauh meskipun kekuatan dorong dari silinder roda masih berlaku. 
  4. Kekuatan dorong ini menciptakan kekuatan yang mendorong poros sepatu rem bergerak ke arah luar, menciptakan peningkatan tekanan yang lebih besar terhadap tromol. Hal ini disebut "self-energizing effect" atau gaya penguatan sendiri. Saat sepatu sekunder terdorong keluar, maka ujung kanvas rem akan menekan semakin kuat terhadap tromol, sehingga komponen rem tidak dapat bergerak lebih jauh. 
  5. Dalam proses ini, sepatu primer memiliki kekuatan lebih besar daripada sepatu primer. Kedua sepatu rem memberikan gaya dari silinder roda dan kedua sepatu berputar karena rotasi tromol. Tapi sepatu primer mendapat kekuatan tambahan dari gaya reaksi yang memiliki arah sama dengan arah putaran tromol. Dengan demikian, sepatu primer bekerja lebih banyak daripada sepatu sekunder. Sehingga kanvas sepatu primer lebih cepat aus daripada kanvas sepatu sekunder

        3. Faktor Yang Paling Berpengaruh Pada Proses Perakitan 
                1. Jenisbahan yang akandirakit 
                2. Kekuatan yang dibutuhkan 
                3. Pemilihanmetodepenyambungan 
                4. Pemilihanmetodepenguatan 
                5. Penggunaanalat bantu perakitan 
                6. Tolerasi 
                7. Bentuk/ tampilanproduk 
                8. Ergonomis 
                9. Finishing 

        4. ProsedurPerakitan 
            Prosedur perakitan kedalam beberapa kegiatan yaitu sebagai berikut : 
                a. Persiapan 
                b. Pelaksanaan 
                c. Penyelesaian

C. Sistem Perakitan dan Keseimbangan Lintasan 
    1. Sistem perakitan 
Ada beberapa macam jenis perakitan yang sering digunakan di dunia industri, hal ini tergantung pada pekerjaan yang akan dilakukan. Biasanya faktor bentuk dan jumlah produk yang akan dihasilkan sangat menentukan. Pada umumnya ada dua macam jenis perakitan yaitu :

Perakitan Manual 
Yaitu perakitan yang sebagian besar proses dikerjakan secara konvensional atau menggunakan tenaga manusia dengan peralatan yang sederhana tanpa alat-alat bantu yang spesifik atau khusus. 

Perakitan otomatis 
Yaitu perakitan yang dikerjakan dengan sistem otomatis seperti otomasi, elektronik, mekanik, gabungan mekanik dan elektronik (mekatronik), dan membutuhkan alat bantu yang lebih khusus. 

Sedangkan untuk jenis perakitan dapat dibedakan menurut jenis produk yang akan dilakukan     perakitan yaitu: 

Produk tunggal 
Jenis perakitan tunggal yaitu perakitan dengan produk hanya satu jenis saja 

Produk seri 
Jenis perakitan produk seri adalah bila perakitan dilakukan dalam jumlah massal dalam bentuk dan ukuran yang sama. Contohnya proses perakitan produk elektronik, perakitan mobil, perakitan motor dan lain-lain.

2. Terminology Keseimbangan 
    Lintasan Istilah - istilah dalam keeimbangan lintasan : 
    a. Elemen kerja : yaitu bagian dari keseluruhan pekerjaan dalam proses perakitan 
    b. Elemen kerja minimum : yaitu bagian terkecil dari suatu elemen kerja yang sudah tidak dapat
        terbagi lagi. 
    c. Total Waktu Pengerjaan : yaitu jumlah waktu yang dibutuhkan untuk mengerjakan semua elemen 
        sepanjang lintasan 
    d. Waktu proses stasiun kerja : yaitu jumlah waktu yang dibutuhkan untuk mengerjakan semua elemen 
        kerja yang berada distasiun kerja kerja tersebut 
    e. Waktu siklus: yaitu jarak waktu antar produk yang dapat dihasilkan pada lintasan 
    f. Diagram pendahuluan : yaitu suatu grafik yang mengambarkan urutan elemen kerja yang diberi symbol 
        node dengan tanda panah sebagai penghubung antar node yang menunjukkan aliran tiap elemen .

3. Metode Keseimbangan lintasan 

a. Metode Bobot Posisi 
Metode bobot posisi sering dikenal pula dengan pendekatan Helgeson – Birnie. Metode ini dikembangkan oleh W.B. Helgeson dan D.P Birnie pada tahun 1961 dan merupakan metode heuristic yang paling awal dikembangkan. Metode ini merupakan gabungan antara metodeLargest – Candidate rule dan metode Killbridge and waster. Pada prinsipnya metode bobot posisi memperhitungkan nilai bobot posisi ( ranked positional weight), dan elemen yang memiliki bobot posisi terbesar diletakkan pda urutan teratas. 

b. Metode pendekatan wilayah 
Metode pendekata wilayah dikembangkan oleh Bedworth . Metode ini merupakan pengembangan dari pendekatan Helgeson – Birnie ( metode bobot posisi), Mansor dan Killbridge and wester. Pada prinsipnya metode ini berusaha membebankan terlebih dahulu pada operasi yang memiliki tanggung jawab keterdahuluan yang besar. 

c. Metode Largest Candidate Rule 
Metode Largest Candidate Rule adalah metode yang mengurutkan elemen kerja berdasarkan lamanya waktu operasi. 

d. Metode keseimbangan lintasan
Terkomputerisasi Beberapa metode lintasan komputerisasi yang sudah banyak diterapkan , yaitu sebagai berikut:COMSOAL ( Computer Methode of sequencing Operation For Asembbly Lines) meskipun bukan metode computer pertama yang dikembangkan namun metode ini cukup dipertimbangkan untuk mengatasi persoalan keseimbangan lintasan dibandingkan dengan metode sebelumnya CALB ( Computer Assembly Line Balancing) , CALB dapat digunakan pada lintasan tunggal maupun campuran ALPACA ( Assembly Line Planning and Control), merupakan metode pertama kali dikembangkan oleh General Motors pada tahun 1967.

 

Peralatan tangan atau perkakas tangan (hand tool) adalah alat bantu kerja yang digunakan dengan kekuatan tangan manual (tenaga manusia) dan bukan dengan mesin (power tool), yang dalam pemakaiannya bisa dengan mudah dibawa atau dipindahkan.

Penggunaan peralatan tangan manual yang salah dan tidak tepat akan mengakibatkan cedera bagi pekerja, rusaknya peralatan, dan kerugian lainnya. Paling penting dalam penggunaan peralatan tangan adalah menggunakannya sesuai dengan ukuran, jenis dan fungsinya. Kesalahan penggunaan akan mengakibatkan kerusakan dan cacat pada manusia, hasil kerja, maupun kerusakan pada alat tersebut.

Contoh-contoh Hand Tool (alat-alat tangan) diantaranya adalah:
1. Open End Wrench ( Kunci Pas )
Kunci pas atau open end wrench atau open ended spanner merupakan salah satu peralatan yang sering digunakan saat perbaikan kendaraan. Kunci pas pada umumnya terbuat dari logam dengan paduan chrome vanadium, dengan tangkainya membentuk sudut 15 derajat pada kedua ujungnya dan ada kunci pas khusus yang memiliki sudut 90 derajat.
Fungsi dari Kunci pas atau Open End Wrench adalah untuk mempercepat saat pelepasan dan pengencangan baut atau mur jika kunci-kunci yang lain misalnya kunci ring tidak dapat menjangkau baut atau mur tersebut.

Penggunaan: 
  • Pilih kunci pas sesuai ukuran baut atau mur 
  • Pasang kunci pas hingga rahang-rahang sepenuhnya mencengkeram kepala baut atau mur untuk menghindari rahang slip atau terlepas 
  • Tarik kunci pas ke arah Anda atau kebalikannya untuk melepaskan atau mengencangkan baut/mur 
  • Hindari menggunakan kunci pas yang rahang-rahangnya retak, rusak, aus, atau bundar karena bisa menimbulkan slip dan melukai Anda 
  • Hindari menggunakan kunci yang kotor atau licin karena bisa terlepas dari genggaman Anda dan menimbulkan cedera  
  • Hindari menggunakan kunci pas untuk melepas baut / mur yang masih kencang, karena bidang cengkram kunci pas tidak maksimal dan dapat mengakibatkan kepala baut atau mur menjadi aus / lumur / rusak
Pemeliharaan: 
  • Jaga kunci pas tetap bersih, cukup lap menggunakan kain bersih 
  • Simpan kunci pas di kotak peralatan, lemari, atau gantungan dinding 
  • Periksa kunci pas secara teratur untuk melihat tanda-tanda kerusakan dan keausan. 
  • Segera ganti kunci pas yang sudah aus atau rusak.
2. Kunci Ring (Offset Ring Spanner) Spanner)
Kunci ring adalah sebuah kunci yang memiliki bentuk segi 12 yang melingkari kepala baut. Kunci ini memiliki bentuk segi yang lebih banyak sehingga bisa digunakan pada sudut yang lebih leluasa. 
Seperti halnya kunci pas,kunci ring juga mempunyai 2 buah kunci disetiap ujungnya dengan ukuran yang berbeda dengan tujuan untuk mengurangi jumlah kunci yang disediakan. Kunci ring digunakan untuk membuka/memasang mur atau baut yang mempunyai momen pengencangan yang relatif lebih besar besar 
Berbeda dengan kunci pas, kunci ring sangat baik saat digunakan untuk melepas baut yang keras karena bentuknya yang melingkari baut tentu bisa lebih aman.

Perawatan : 
  • Jaga kunci pas tetap bersih, cukup lap menggunakan kain bersih 
  • Simpan kunci pas di kotak peralatan, lemari, atau gantungan dinding 
  • Periksa kunci pas secara teratur untuk melihat tanda-tanda kerusakan dan keausan. 
  • Segera ganti kunci pas yang sudah aus atau rusak.
3. Kunci Pas- Ring / Kunci Kombinasi ( Combination Wrench )
Kunci pas - ring dapat digunakan untuk mengencangkan atau mengendorkan baut / mur terutama pada bagian - bagian yang tidak terjangkau oleh kunci socket. Kunci pas-ring cukup praktis, karena bagian ring, dapat untuk mengencangkan / mengendorkan sedangkan bagian pasnya bisa untuk melepas dengan cepat.







4. Kunci Inggris ( Adjustable Wrench )
Kegunaan kunci ini ialah untuk membuat baut/mur yang tidak bisa dilakukan oleh kunci pas/ring, selain itu kunci ini lebih mudah dikarenakan tidak perlu menggunakan tenaga yang tidak terlalu besar seperti kunci pas dan ring. Kelayakannya dilihat dari penyetel rahang kunci inggris dan dilihat dari mulut kunci itu sendiri. 






Perawatan : 
  • Jika Selesai digunakan, simpanlah kunci inggris di dalam lemari, dalam perkakas dan di tempat yang aman 
  • Hindarkan dari sinar matahari secara langsung 
  • Berilah WD Secara rutin 
  • Hindarkan dari tempat yang lembab agar tidak terjadi pengikisan atau korosi secara langsung kepada kunci tersebut
5. Tang ( Plier )
Tang memiliki beragam fungsi antara lain untuk memotong kawat, mengencangkan baut, dan menjepit sekaligus mengelupas kabel. 
Umumnya, tang terbagi atas empat jenis, yaitu: 
  • Tang Pemotong ( Side Cutting Plier )
    Ciri-cirinya memiliki rahang tajam yang berfungsi untuk memotong kawat, kabel plastik, dan fiber tipis. Tang jenis ini tidak cocok digunakan untuk memotong ukuran bidang yang besar atau tebal. 
  • Tang Penjepit ( Long Nose Plier )
    Tang ini memiliki rahang bergerigi yang sangat rapat dengan ujung rahang runcing untuk menjangkau celah yang kecil. Tang penjepit berfungsi sebagai penjepit kawat atau kabel. 
  • Tang Pengunci ( Locking Plier )
    Tang ini memiliki rahang bergerigi renggang agar tidak licin saat mengencangkan baut.
  • Tang Kombinasi ( Combination Plier )
    Tang kombinasi memiliki fungsi ganda untuk memotong kawat/kabel, menjepit kawat/ kabel, dan mengencangkan atau mengunci baut/ mur. Meski berperan ganda, tang ini memiliki kelemahan, jika celah antar rahang berkarat akan berakibat macet.
Penggunaan: 
  • Pilih tang sesuai jenis dan fungsinya 
  • Pegang tang dengan kuat dan mantap. 
  • Pastikan gagang tang tidak kotor atau licin karena bisa menimbulkan slip dan mengakibatkan cedera pada tangan Anda 
  • Gerakkan bagian gagang tang dengan cara menekannya seperti saat menggunakan gunting untuk memotong kabel/kawat, menjepit kabel/kawat dan mengencangkan atau mengendurkan baut 
  • Jangan gunakan tang jika gagangnya rusak, kendur, patah atau kotor dengan oli atau minyak 
  • Jangan gunakan tang jika rahang atau celah antar rahangnya rusak, berkarat atau macet. 

Pemeliharaan: 
  • Jaga kebersihan tang, bersihkan kotoran, oli, atau minyak pada pegangan atau rahang menggunakan lap 
  • Ganti tang jika gagangnya patah atau rahang berkarat atau rusak 
  • Simpan di kotak peralatan, lemari, atau gantungan dinding.
6. Obeng ( Screwdriver )
Obeng terdiri dari 2 jenis yaitu obeng min dan obeng plus. 
Kegunaan obeng ialah untuk membuka/memasang sekrup (+) dan sekrup (-) pada kompone-komponen tertentu pada bagian motor seperti pada lampu kepala, pelindung radiator, dan untuk melepas pengikat seperti sekrup, dll Kelayakan dilihat dari mata obeng itu jika mata obeng itu bengkok maka tidak bisa digunakan, biasanya digunakan untuk menjadi tumpuan untuk memukul barang. Perawatan Jika selesai digunakan tarulah obeng di tempatnya agar tidak hilang


7. Palu ( Hammer )
Kegunaan benda ini ialah untuk memukul atau memasang dan melepaskan komponen komponen mesin seperti pada pemasangan bearing, melepaskan sambungan pada propeller shaft dsb. Kelayakan dilihat dari kepala palu dan tubuh palu, jika ingin memakai peralatan ini perhatikanlah posisi tersebut.








8. Kunci Soket ( Socket Wrench )
Kunci Socket ialah kunci yang terdiri dari beberapa kunci dimana kegunaannya ialah untuk membuka baut/mur yang jauh dan tidak terjangkau oleh tanga sperti berada di dalam mesin bagian dalam,dsb. 





9. Kunci L ( Allen Wrench )
Kegunaan kunci ini ialah untuk membuka/melepaskan baut yang kepalanya bautnya menjorok ke dalam seperti di tang sepeda. Ukuran kunci ini antara 2mm - 22 m. Kelayakannya dilihat dari mata ujung kunci L kalo patah atau aus maka tidak bisa di gunakan.






10. Kunci Roda (Wheel Brace)
Kunci roda digunakan untuk melepaskan dan memasang kembali mur (nut) pada roda. Alat ini biasanya mempunyai 3 atau 4 ujung socket dengan ukuran yang berbeda-beda.







11. Kunci Busi (Spark Plug Socket) 
Kunci busi dipasang dengan sisipan karet yang tidak hanya mencegah porselin pada busi agar tidak pecah, melainkan juga untuk menahan busi agar memudahkan saat pelepasan dan pemasangan busi.






12. Kunci Nipple (Flare Nut Wrench) 
Kunci nepel digunakan untuk mengencangkan / melepas baut pada sambungan - sambungan pipa yang serupa dengan sambungan-sambungan yang digunakan pada injector line atau pipa rem.


13. Kunci T ( shock T handle )
Kunci T atau dikenal juga dengan shock T handle, merupakan perkakas yang memudahkan dalam membongkar baut. 
Nah namun banyak kesalahan persepsi terkait jenis kunci T. 
Kunci T untuk keperluan teknis pada mobil berbeda dengan yang digunakan untuk sepeda motor. Kunci T untuk mobil, penampang atau joinnya dapat diputar dan ujungnya bisa disambung agar lebih panjang. Sehingga memudahkan untuk menjangkau area yang sempit.

Author Name

Contact Form

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.